Saturday 12 September 2015

Ponconiti sebagai Lembaga Negara Kasultanan Mataram untuk Menggali Kisah Mangkuyudo


Background sosok Tumenggung Mangkuyudo adalah pada zaman Mataram saat berjaya. Untuk melihat sebuah permasalahan, kadang kala harus menggunakan telaah background keadaan pada zaman itu untuk memahami pola pikir atau cara pandang seorang tokoh yang hendak kita cari. Dari situlah maka beberapa catatan kadang terkumpul. Karena penggambaran Mangkuyudo memang tidak bisa hanya lewat cerita mulut atau lewat terawangan ke dunia gaib.
Misalnya, Amangkurat Amral dengan kejamnya digambarkan membunuh Trunojoyo dengan menusukkan keris Kyai Balabar-nya ke dada hingga menembus punggung kemudian para bupati berebut menusukkan kerisnya ketubuh Trunojoyo yang sudah tidak berdaya. Bila dipandang dari sudut manusiawi pada zaman sekarang maka hal itu tidaklah berperikemanusiaan, namun karena waktu itu adalah zaman perang, kadang tindakan kejam tidak lagi dipandang tindakan yang menyimpang dari perikemanusiaan.
Seperti contoh yang lain misal kisah cinta Raden Ayu Lembah dan Raden Sukra. Karena merasa malu dan takut akan hukuman raja, Pangeran Puger rela menghabisi putrinya sendiri. Sementara itu, Patih Sindurejo yang tidak tega harus merelakan anak kesayangannya dipotong lehernya oleh famili satu klan-nya. Bila dilihat pada zaman sekarang hal itu sangatlah kejam, namun bila kita ada dijaman dimana kuasa raja seperti layaknya dewa, maka ketakutan kepada raja kadang melebihi rasa cinta kasih sayang terhadap anak.
Untuk lebih memperdalam khasanah dunia masalalu yang bernama Mataram Jawa maka sedikit ditampilkan mengenai sistem kelembagaan negara mereka. Berbeda dengan kita sekarang yang menganut Demokrasi yang meletakkan perwakilan rakyat sebanding dengan raja. Pada zaman itu, raja adalah undang-undang, raja adalah kebenaran yang hakiki yang melebihi kebenaran apapun, sehingga kadang sebuah negara hancur oleh kebijakan bodoh seorang raja.

Pemahaman secara garis besar Ponconiti adalah 5 lembaga tinggi negara yang mengatur pemerintahan, yang biasanya berkumpul untuk membahas permasalahan negara dan hukum pada hari-hari tertentu. Sistem kelembagaan ini kemungkinan diwariskan sejak Zaman Majapahit yang kemudian masih diteruskan pada Zaman Mataram. 5 Lembaga tinggi negara tersebut adalah: Raja, Patih, Jaksa, Penghulu dan Pujanggai sesuai dengan kitab Ponconiti. Bila Raja adalah sebagai pengambil keputusan, Patih yang melaksanakan. Jaksa mengurusi bagian hukum, Penghulu mengurusi bagian agama dan Pujangga mengurusi bagian seni-sastra. Secara detail kitab Waduaji menjelaskan pengertian dan tupoksi dari semua jabatan punggawa raja, gelar kebangsawanan dan termasuk didalamnya jabatan yang tergabung dalam Ponconiti.
Kitab Bauwarna mencatat beberapa pejabat yang pernah duduk dalam lembaga-lembaga tersebut sejak zaman Medang Kamulan hingga Pakubuwono X. Beberapa diantaranya sejak pemerintahan Panembahan Senapati hingga Pakubuwono IV adalah sbb.:
1.      Panembahan Senapati
*     Raja: Radèn Bagus Danar, atau Radèn Bagus Srubut, atau Radèn Bagus Dananjaya, atau Radèn Ngabèi Saloring Pasar, atau Risang Sutawijaya menjadi raja Mataram, bergelar Panêmbahan Senapati ing Ngalaga, selama 13 tahun
*     Patih: Adipati Môndaraka I, selama13 tahun
*     Jaksa: Tumenggung Yudanegara (sejak zaman Pajang), selama 2 tahun, kemudian digantikan Kyai Juru Wirapraba, selama 10 tahun, digantikan Kyai Juru Kithing Nataningrat, selama 1 tahun
*     Pangulu: Kyai Gêdhe Wanasaba, selama 13 tahun,
*     Pujôngga: Tumênggung Jayaprana, selama 13 tahun.

2.      Susuhunan Anyakrawati
*     Raja: Radèn Mas Jolang, atau Kangjêng Gusti Adipati Anom di Mataram, menjadi raja dengan gelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Adi Prabu Anyakrawati Senapati Ngalaga Mataram, selama 12 tahun
*     Patih: Adipati Mondaraka I, selama 8 tahun, digantikan Pangeran Manduranagara serta bergelar Adipati Môndaraka II, selama 4 tahun
*     Jaksa: Kyai Juru Kithing Nataningrat, selama 12 tahun
*     Pangulu: Kyai Gedhe Wanasaba, selama 8 tahun, diganti Kyai Agêng Wanantara, selama 4 tahun
*     Pujôngga: Tumenggung Jayaprana, selama 12 tahun

3.      Sultan Agung Anyakrakusuma
*     Raja: Radèn Mas Jêtmika, atau Pangeran Rangsang, atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom di Mataram, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Sultan Agung Prabu Anyakrakusuma, Senapati ing Ngalaga Ngabdurahman Sayidin Panatagama, selama 15 tahun,
*     Patih jaba: Adipati Mondaraka II selama 9 tahun, Patih jêro: Tumênggung Singaranu selama 6 tahun. Ketika Patih jaba Adipati Môndaraka II digantikan patih jêro Tumênggung Singaranu, jadi jaba jêro selama 9 tahun,
*     Jaksa: Kyai Juru Kithing Nataningrat, selama 6 tahun, digantikan Kyai Ngabèi Sutamarta, selama 9 tahun
*     Pangulu: Kyai Ageng Wanantara selama 2 tahun, digantikan Pangeran Kabèh selama 2 tahun, digantikan Pangulu Serang selama 2 tahun, digantikan Kyai Amad Patekan 9 tahun
*     Pujôngga: Tumênggung Sujanapura, selama 15 tahun.

4.      Mangkurat Agung
*     Raja: Radèn Mas Sayidin, memiliki nama panggilan Radèn Mas Jibus, atau Radèn Mas Rangkèh, nama gelar Pangeran Arya Mataram, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Mangkurat, Senapati ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama, (seda sumare ing Têgalarum) selama 22 tahun
*     Patih: Tumenggung Singaranu 1 tahun, digantikan Adipati Wirarêja selama 21 tahun
*     Jaksa: Ngabèi Sarawadi selama 10 tahun, diganti Kyai Ngabèi Pandam selama 12 tahun
*     Pangulu: Kyai Amad patekan selama 21 tahun, diganti Kyai Bodhèh 1 tahun
*     Pujonggo: -

5.      Mangkurat Amral
*     Raja: Radèn Mas Rahmat, atau Radèn Mas Kuning atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom di Mataram, setelah menjadi raja di Kartasura bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Mangkurat selama 26 tahun
*     Patih: Adipati Môndaraka II selama 1 tahun, digantikan Arya Nrangkusuma selama 7 tahun, diganti Arya Sindurêja selama 16 tahun, digantikan Adipati Sumabrata selama 2 tahun sebagai Patih Jaba dan Patih jêro Tumênggung Wiraguna  
*     Jaksa: Ngabèi Sêndhi selama 26 tahun
*     Pangulu: Tapsiranom selama 26 tahun
*     Pujôngga: Ngabèi Wirasastra selama 26 tahun

6.      Mangkurat Mas
*     Raja: Radèn Mas Sena, atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom, ing Kartasura, setelah menjadi raja berganti menjadi Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Mangkurat Mas, cuma 3 tahun
*     Patih: Adipati Sumabrata selama 3 tahun
*     Jaksa: Arya Urawan selama 3 tahun
*     Pangulu: Kyai Tangkilan 2 tahun, diganti Pangulu Mubin 1 tahun
*     Pujôngga: Ngabei Wirasastra selama 3 tahun.

7.      Pakubuwana I
*     Raja Radèn Mas Darajad, nama Pangeran Adipati Pugêr, setelah naik tahta yang kedua bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Pakubuwana Senapati ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama ingkang kapisan, selama 13 tahun
*     Patih: Adipati Cakrajaya selama 13 tahun
*     Jaksa: Ngabèi Pranantaka 1 tahun, digantikan Dêmang Urawan selama 12 tahun
*     Pangulu: Adiningrat selama 13 tahun
*     Pujôngga: Kyai Kalipah Buyut dan Rôngga Janur 13 tahun

8.      Amangkurat Jawa
*     Radèn Mas Surya, atau Radèn Suryaputra, diganti nama oleh Mangkurat Mas menjadi Wôngsataruna, setelah Pakubuwana menjadi raja namanya berubah menjadi Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Prabu Mangkurat Jawa, Senapati ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Kalipatullah, selama 9 tahun
*     Patih: Adipati Cakrajaya kemudian berganti nama Adipati Danurêja selama 9 tahun
*     Jaksa: Ngabei Pranantaka selama 9 tahun
*     Pangulu: Adiningrat 2 tahun, digantikan Dipaningrat selama 7 tahun
*     Pujôngga: Rôngga Janur 9 tahun
9.      Pakubuwana II
*     Raja: Radèn Mas Sandi, atau Radèn Mas Prabayasa, nama Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan P.B.II. selama 16 tahun
*     Patih: Danureja selama 4 tahun, diganti Adipati Natakusuma selama 8 tahun, digantikan Tumênggung Wirarêja selama 4 tahun
*     Jaksa: Ngabei Pranantaka selama 6 tahun, digantikan Kyai Gambuh dari Kêdhunggudèl 10 tahun
*     Pangulu: Dipaningrat selama 5 tahun, diganti Pangulu Godhong 11 tahun
*     Pujôngga: Tumênggung Tirtawiguna 16 tahun

10.  Sunan Kuning (geger cino)
*     Raja:. Radèn Mas Garêndi, diangkat menjadi raja dengan gelar Sinuhun Mangkurat Prabu Kuning, Cuma 1 tahun
*     Patih: Tumênggung Mangunonêng bergelar Adipati Pathi
*     Jaksa: Kyai Gambuh
*     Pangulu: Pekih Ibrahim
*     Pujôngga: Tumenggung Tirtawiguna

11.  Pakubuwana II (setelah dari Kartasura direbut dan pindah ke Surakarta)
*     Raja: Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan P.B.II. selama 7 tahun
*     Patih jaba: Adipati Pringgalaya 7 tahun, Patih jêro: Adipati Sindurêja II 7 tahun,
*     Jaksa: Kyai Gambuh 7 tahun
*     Pangulu: Pangulu Godhong 2 tahun, diganti Pekih Ibrahim 1 tahun, diganti Pengulu Anom Tapsir 2 tahun, diganti Amad Tahar 2 tahun.
*     Pujôngga: Tumenggung Tirtawiguna selama 7 tahun.

12.  Pakubuwana III
*     Raja: Radèn Mas Gusti Suryadi, atau Radèn Mas Surat, atau Urèt, atau Sêmbada, nama Radèn Mas Gusti Suryakusuma, atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan P.B.III. (Suwarga), selama 39 tahun,
*     Patih: Adipati Pringgalaya 8 tahun, digantikan Adipati Mangkupraja (Andong) selama 12 tahun, diganti Adipati Sasradiningrat selama 13 tahun, digantikan Adipati Sindurêja III 2 tahun, digantikan Adipati Jayaningrat selama 4 tahun
*     Jaksa: Kyai Ngabèi Natayuda selama 39 tahun
*     Pangulu: Jakariya 39 tahun
*     Pujôngga: Pangeran Wijil ing Kadilangu, Pangeran Anèh, Sastrawijaya dan Ngabèi Yasadipura I selama 39 tahun.

13.  Pakubuwana IV
*     Raja: Radèn Mas Gusti Sumadya, atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipadi Anom, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan P.B.IV. (Bagus), selama 33 tahun
*     Patih: Adipati Jayaningrat 8 tahun, digantikan Adipati Mangkupraja (ayah) selama 8 tahun, digantikan Adipati Danuningrat selama 6 tahun, diganti Adipati Cakranagara 6 tahun, diganti Kangjêng Radèn Adipati Sasradiningrat (Ngimagiri) (awal mula jabatan Patih mendapat sebutan Kangjêng) selama 5 tahun
*     Jaksa: Tumênggung Irawan, berganti nama menjadi Tumênggung Amongpraja I 33 tahun
*     Pangulu: Tapsiranom 15 tahun, diganti Pangulu Martalaya 18 tahun
*     Pujôngga: Ngabèi Yasadipura I selama 15 tahun, digantikan Ngabèi Yasadipura II 18 tahun