Background sosok
Tumenggung Mangkuyudo adalah pada zaman Mataram saat berjaya. Untuk melihat
sebuah permasalahan, kadang kala harus menggunakan telaah background keadaan
pada zaman itu untuk memahami pola pikir atau cara pandang seorang tokoh yang
hendak kita cari. Dari situlah maka beberapa catatan kadang terkumpul. Karena penggambaran Mangkuyudo memang tidak bisa hanya lewat cerita mulut atau lewat terawangan ke dunia gaib.
Misalnya, Amangkurat
Amral dengan kejamnya digambarkan membunuh Trunojoyo dengan menusukkan keris Kyai
Balabar-nya ke dada hingga menembus punggung kemudian para bupati berebut
menusukkan kerisnya ketubuh Trunojoyo yang sudah tidak berdaya. Bila dipandang
dari sudut manusiawi pada zaman sekarang maka hal itu tidaklah
berperikemanusiaan, namun karena waktu itu adalah zaman perang, kadang tindakan
kejam tidak lagi dipandang tindakan yang menyimpang dari perikemanusiaan.
Seperti contoh yang
lain misal kisah cinta Raden Ayu Lembah dan Raden Sukra. Karena merasa malu dan
takut akan hukuman raja, Pangeran Puger rela menghabisi putrinya sendiri. Sementara
itu, Patih Sindurejo yang tidak tega harus merelakan anak kesayangannya
dipotong lehernya oleh famili satu klan-nya. Bila dilihat pada zaman sekarang
hal itu sangatlah kejam, namun bila kita ada dijaman dimana kuasa raja seperti
layaknya dewa, maka ketakutan kepada raja kadang melebihi rasa cinta kasih
sayang terhadap anak.
Untuk lebih
memperdalam khasanah dunia masalalu yang bernama Mataram Jawa maka sedikit
ditampilkan mengenai sistem kelembagaan negara mereka. Berbeda dengan kita
sekarang yang menganut Demokrasi yang meletakkan perwakilan rakyat sebanding
dengan raja. Pada zaman itu, raja adalah undang-undang, raja adalah kebenaran
yang hakiki yang melebihi kebenaran apapun, sehingga kadang sebuah negara
hancur oleh kebijakan bodoh seorang raja.
Kitab Bauwarna mencatat beberapa pejabat yang pernah duduk dalam lembaga-lembaga tersebut
sejak zaman Medang Kamulan hingga Pakubuwono X. Beberapa diantaranya sejak
pemerintahan Panembahan Senapati hingga Pakubuwono IV adalah sbb.:
1.
Panembahan Senapati
Raja: Radèn Bagus Danar, atau Radèn Bagus Srubut, atau Radèn Bagus Dananjaya, atau Radèn Ngabèi Saloring Pasar, atau Risang Sutawijaya menjadi raja Mataram, bergelar Panêmbahan
Senapati ing Ngalaga, selama 13 tahun
Patih: Adipati Môndaraka I, selama13 tahun
Jaksa: Tumenggung Yudanegara (sejak zaman Pajang), selama 2 tahun, kemudian digantikan Kyai Juru
Wirapraba, selama 10 tahun, digantikan Kyai Juru Kithing Nataningrat, selama 1 tahun
Pangulu: Kyai Gêdhe Wanasaba, selama 13 tahun,
Pujôngga: Tumênggung Jayaprana, selama 13 tahun.
2.
Susuhunan Anyakrawati
Raja: Radèn Mas Jolang, atau Kangjêng Gusti Adipati Anom di Mataram, menjadi raja dengan gelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Adi Prabu
Anyakrawati Senapati Ngalaga Mataram, selama 12 tahun
Patih: Adipati Mondaraka I, selama 8 tahun, digantikan Pangeran Manduranagara serta bergelar Adipati Môndaraka II, selama 4 tahun
Jaksa: Kyai Juru Kithing Nataningrat, selama 12 tahun
Pangulu: Kyai Gedhe Wanasaba, selama 8 tahun, diganti Kyai Agêng Wanantara, selama 4 tahun
Pujôngga: Tumenggung Jayaprana, selama 12 tahun
3.
Sultan Agung Anyakrakusuma
Raja: Radèn Mas Jêtmika, atau Pangeran Rangsang, atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom di Mataram, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Sultan Agung Prabu
Anyakrakusuma, Senapati ing Ngalaga Ngabdurahman Sayidin Panatagama, selama 15 tahun,
Patih jaba: Adipati Mondaraka II selama 9 tahun, Patih jêro: Tumênggung Singaranu selama 6 tahun. Ketika Patih jaba
Adipati Môndaraka II digantikan patih jêro Tumênggung Singaranu, jadi jaba jêro selama 9 tahun,
Jaksa: Kyai Juru Kithing Nataningrat, selama 6 tahun, digantikan Kyai Ngabèi
Sutamarta, selama 9 tahun
Pangulu: Kyai Ageng Wanantara selama 2 tahun, digantikan Pangeran Kabèh selama 2 tahun, digantikan Pangulu Serang
selama 2 tahun, digantikan Kyai Amad
Patekan 9 tahun
Pujôngga: Tumênggung Sujanapura, selama 15 tahun.
4.
Mangkurat Agung
Raja: Radèn Mas Sayidin, memiliki nama panggilan Radèn Mas Jibus, atau Radèn Mas Rangkèh, nama gelar Pangeran Arya Mataram, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Mangkurat,
Senapati ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama, (seda sumare ing
Têgalarum) selama 22 tahun
Patih: Tumenggung Singaranu 1 tahun, digantikan Adipati
Wirarêja selama 21 tahun
Jaksa: Ngabèi Sarawadi selama 10 tahun, diganti Kyai Ngabèi
Pandam selama 12 tahun
Pangulu: Kyai Amad patekan selama 21 tahun, diganti Kyai Bodhèh 1 tahun
Pujonggo: -
5.
Mangkurat Amral
Raja: Radèn Mas Rahmat, atau Radèn Mas Kuning atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom di Mataram, setelah menjadi raja di Kartasura bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Mangkurat selama 26 tahun
Patih: Adipati Môndaraka II selama 1 tahun, digantikan Arya
Nrangkusuma selama 7 tahun, diganti Arya Sindurêja
selama 16 tahun, digantikan Adipati
Sumabrata selama 2 tahun sebagai Patih Jaba dan Patih jêro Tumênggung Wiraguna
Jaksa: Ngabèi Sêndhi selama 26 tahun
Pangulu: Tapsiranom selama 26 tahun
Pujôngga: Ngabèi Wirasastra selama 26 tahun
6.
Mangkurat Mas
Raja: Radèn Mas Sena, atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom, ing Kartasura, setelah menjadi raja berganti
menjadi Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Mangkurat Mas, cuma 3 tahun
Patih: Adipati Sumabrata selama 3 tahun
Jaksa: Arya Urawan selama 3 tahun
Pangulu: Kyai Tangkilan 2 tahun, diganti Pangulu Mubin 1 tahun
Pujôngga: Ngabei Wirasastra selama 3 tahun.
7.
Pakubuwana I
Raja Radèn Mas Darajad, nama Pangeran Adipati Pugêr, setelah naik tahta yang kedua
bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Pakubuwana
Senapati ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama ingkang kapisan, selama 13 tahun
Patih: Adipati Cakrajaya selama 13 tahun
Jaksa: Ngabèi Pranantaka 1 tahun, digantikan Dêmang Urawan selama 12 tahun
Pangulu: Adiningrat selama 13 tahun
Pujôngga: Kyai Kalipah Buyut dan Rôngga Janur 13 tahun
8.
Amangkurat Jawa
Radèn Mas Surya, atau Radèn Suryaputra, diganti nama oleh Mangkurat Mas menjadi Wôngsataruna, setelah Pakubuwana menjadi
raja namanya berubah menjadi Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan Prabu Mangkurat
Jawa, Senapati ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Kalipatullah, selama 9 tahun
Patih: Adipati Cakrajaya kemudian berganti nama
Adipati Danurêja selama 9 tahun
Jaksa: Ngabei Pranantaka selama 9 tahun
Pangulu: Adiningrat 2 tahun, digantikan Dipaningrat selama 7 tahun
Pujôngga: Rôngga Janur 9 tahun
9.
Pakubuwana II
Raja: Radèn Mas Sandi, atau Radèn Mas Prabayasa, nama Kangjêng Gusti Pangeran
Adipati Anom, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan P.B.II. selama 16 tahun
Patih: Danureja selama 4 tahun, diganti Adipati
Natakusuma selama 8 tahun, digantikan Tumênggung
Wirarêja selama 4 tahun
Jaksa: Ngabei Pranantaka selama 6 tahun, digantikan Kyai Gambuh dari Kêdhunggudèl 10 tahun
Pangulu: Dipaningrat selama 5 tahun, diganti Pangulu
Godhong 11 tahun
Pujôngga: Tumênggung Tirtawiguna 16 tahun
10.
Sunan Kuning (geger cino)
Raja:. Radèn Mas Garêndi, diangkat menjadi raja dengan
gelar Sinuhun Mangkurat Prabu Kuning, Cuma 1 tahun
Patih: Tumênggung Mangunonêng bergelar Adipati Pathi
Jaksa: Kyai Gambuh
Pangulu: Pekih Ibrahim
Pujôngga: Tumenggung Tirtawiguna
11. Pakubuwana II (setelah dari
Kartasura direbut dan pindah ke Surakarta)
Raja: Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan P.B.II. selama 7 tahun
Patih jaba: Adipati Pringgalaya 7 tahun, Patih jêro: Adipati Sindurêja II 7 tahun,
Jaksa: Kyai Gambuh 7
tahun
Pangulu: Pangulu Godhong 2 tahun, diganti Pekih Ibrahim 1 tahun, diganti Pengulu Anom Tapsir
2 tahun, diganti Amad Tahar 2 tahun.
Pujôngga: Tumenggung Tirtawiguna selama 7 tahun.
12.
Pakubuwana III
Raja: Radèn Mas Gusti Suryadi, atau Radèn Mas Surat, atau Urèt, atau Sêmbada, nama Radèn Mas Gusti Suryakusuma, atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan P.B.III. (Suwarga), selama 39 tahun,
Patih: Adipati Pringgalaya 8 tahun, digantikan Adipati Mangkupraja (Andong) selama 12 tahun, diganti Adipati
Sasradiningrat selama 13 tahun, digantikan Adipati
Sindurêja III 2 tahun, digantikan Adipati
Jayaningrat selama 4 tahun
Jaksa: Kyai Ngabèi Natayuda selama 39 tahun
Pangulu: Jakariya 39 tahun
Pujôngga: Pangeran Wijil ing Kadilangu, Pangeran Anèh,
Sastrawijaya dan Ngabèi Yasadipura I selama 39 tahun.
13.
Pakubuwana IV
Raja: Radèn Mas Gusti Sumadya, atau Kangjêng Gusti Pangeran Adipadi Anom, setelah menjadi raja bergelar Ingkang Sinuhun Kangjêng Susuhunan P.B.IV. (Bagus), selama 33 tahun
Patih: Adipati Jayaningrat 8 tahun, digantikan Adipati
Mangkupraja (ayah) selama 8 tahun, digantikan Adipati Danuningrat
selama 6 tahun, diganti Adipati
Cakranagara 6 tahun, diganti Kangjêng Radèn Adipati Sasradiningrat (Ngimagiri) (awal mula jabatan Patih mendapat sebutan Kangjêng) selama 5 tahun
Jaksa: Tumênggung Irawan, berganti nama menjadi Tumênggung Amongpraja I 33 tahun
Pangulu: Tapsiranom 15 tahun, diganti Pangulu Martalaya 18 tahun
Pujôngga: Ngabèi Yasadipura I selama 15 tahun, digantikan Ngabèi
Yasadipura II 18 tahun
No comments:
Post a Comment